Discourse Process of Laws on Sexual Violence in Public Sphere
DOI:
https://doi.org/10.61391/sij.v1i2.16Keywords:
Law TPKS, Discursive, FeministAbstract
This article discusses the background of the idea of Sexual Violence Crime (TPKS) using a discursive approach. Therefore, what this article shows is the discourse (argument) regarding the importance of the legislation, in addition to discussing the arguments of those who reject the discourse, which has led to a long polemic in the public space. For discourse initiatorsLaw TPKS, the rampant sexual violence against women, and oftentimes the legal process and stigma actually add to the victims' suffering, are the main reasons why a legal umbrella with a perspective is needed. feminist jurisprudence as found in Law the. Meanwhile, for those who reject it, the legislation is considered un-Islamic and non-Pancasilais. Therefore, the discursive approach looks at how these two parties deliberate to produce a consensus. This article also points out the importance of understanding 'constitutional patriotism', so that it is in line with democratic values, and because of this, this article is of the view that it is indeed the right step to legalize the Draft Law to be Law TPKS.
References
Durnova, A., Fischer, F., & Zittoun, P. (2016). Discursive Approaches to Public Policy: Politics, Argumentation, and Deliberation. In B. G. Petters & P. Zittoun (Eds.), Contemporary Approaches to Public Policy (pp. 35–57). Palgrave Macmillan.
Habermas, J. (2007). Teori Tindakan Komunikatif Jilid I Rasio dan Rasionalisasi Masyarakat (Terjemahan Alimandan, Ed.). Kreasi Wacana.
Hardiman, B. (2009a). Demokrasi Delibaeratif Menimbang’Negara Hukum’ dan “Ruang Publik” dalam Teori Diskursus Jurgen Habermas. Kanisius.
Hardiman, B. (2009b). Kritik Ideologi Menyingkap Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan Bersama Jurgen Hubermas. Kanisius.
Hardiman, B. (2010). Ruang Publik Melacak"Partisipasi Demokratis" dari Polis sampai Cyberspace. Kanisius.
Hardiman, B. (2011). Hak-Hak Asasi Manusia Polemik dan Agama dan Ke-budayaan. Kanisius.
Hardiman, B. (2018). Demokrasi dan Sentimentals: dari “Bangsa setan-setan”, Radikalisme Agama, sampai Post-Sekulerisme. Kanisius.
Historia.id. (2019). ”Menanti RUU PKS Disahkan”,. Retrieved from https://historia.id/politik/articles/menanti-ruu-pks-disahkan-Dpw1n/
Komnas Perempuan. (2012). Stagnasi Sistem Hukum: Menggantung asa Perempu-an Korban. Catatan KtP 2011. Komnas Perempuan.
Komnas Perempuan. (2014). Rekam Juang Komnas Perempuan 16 Tahun Mengha-pus Kekerasan terhadap Perempuan. Jakarta: Komnas Perempuan.
Kompas.com. (2020). “RUU PKS Ditarik dari Prolegnas di Saat Tingginya Kasus Kekerasaan Seksual.” Retrieved from https://nasional.kompas.com/read/2020/07/05/22540701/ruu-pks-ditarik-dari-prolegnas-prioritas-di-saat-tingginya-kasus-kekerasan?page=all/
Kompas.com. (2019). Kekeliruan Memahami RUU PKS, Dianggap Liberal dan Tak Sesuai Agama. Retrieved from https://nasional.kompas.com/read/2019/09/23/19350151/kekeliruan-memahami-ruu-pks-dianggap-liberal-dan-tak-sesuai-agama?page=all/
Muzaggi, F. (2013). Diskursus Demokrasi Deliberatif di Indonesia. Review Politik, 03, No.01,.
Rawls, J. (2011). Teori Keadian Dasar-dasar Filsafat Politik untuk Mewujudkan Kesejahtraan Sosial dalam Negara (T. U. F. dan H. Prasetyo, Ed.). Pustaka Pelajar.
Sakina, A. I., & Siti A, D. H. (2017). “Menyoroti Budaya Patriarki di Indonesia.” Share : Social Work Journal, 7.
Savitri, N. (2006). Feminist Legal Theory dalam Teori Hukum.In Irianto & Sulistyowati (Eds.), Perempuan dan Hukum Menuju Hukum yang Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Savitri, N. (2008). HAM Perempuan Kritik Teori Hukum Feminis Terhadap KUHP. Revika Aditama.
Subarkah, A. A. J & Tobroni, F. (2020). Urgensi Pengesahan RUU PKS terhadap Instrumen Penegakan Hak Asasi Perempuan. Supremasi Hukum, 2
Suryakusuma, J. (2014a). “Dari Patriarki Militer - Feodal ke Patriarki Islamis-Patrimonial.” In A. Priyono & U. Hamid (Eds.), Merancang Arah Baru Demo-krasi Indonesia Pasca Reformasi (pp. 59–92). Kepustakaan Populer Gramedia.
Suryakusuma, J. (2014b). Perempuan Indonesia: Dari Patriarki Militer-Feodal ke Patriarki Islamis-Patrimonial. In Merancang Arah Baru Demokrasi Indonesia Pasca-Reformasi. Kepustakaan Populer Gramedia.
Tamam, A. B. (2019). Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dalam Perspektif Maslahah Mursalah. Procedings Of Annual Con-frence for Muslim Scholars, 3 No.1 (20.
Tempo.com. (2020). Komnas Perempuan Sesalkan RUU PKS Ingin Ditarik dari Prolegnas.Retrieved from https://nasional.tempo.co/read/1359721/komnas-perempuan-sesalkan-ruu-pks-ingin-ditarik-dari-prolegnas/full&view=ok/
Tim Penyusun Naskah Akedemik RUU PKS. (2017). Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Penghapusan Kekerasan Seksual. Komnas Per-empuan.
Tirto.id. (2019). Momen Kompak Gerindra dan PDI Perjuangan. Retrieved from https://tirto.id/ruu-pks-momen-kompak-gerindra-dan-pdi-perjuangan-dfTq/
Ummah, S. C. (2016). Dialektika Agama dan Negara dalam Karya Jurgen Habermas. Humanika, Volume 16,.
Wardadi, A. K., Manurung, G. P., & Natasya, F. R. (2019). Analisis Keberlakuan RKUHP dan RUU-PKS dalam Mengatur Tindak Kekerasan Seksual. Lex Scien-tia Law Review, 3 Nomor 1.
